Tika dunia ini ku jengah
Mulut membatu sedang hati berbicara
Mata bagai tidak mau berkelip
Dek pesona keindahan nan terbentang
Terkesima oleh limpahan gahnya riwayat
Sebuah kehidupan gilang gemilang
Diperdaya keinginan membusut kian membukit
Hingga tidak mampu dibendung
Tetap tegak menjulang menongkat langit ...
Lalu apa?
Lupa pada janji termeterai?
Pada amanah tergalas dibahu?
Di jemala patik yang leka nan mengalpa
Kerna kaki sudah melangkah jauh
Berlari mengikut irama beralun dibenak kalbu
Bermelodikan alunan serunai mendayu
Merdu .... gemersik menusuk ke tangkai jiwa
Membangunkan istana angan terbilang
Sungguhpun di alam fana yang bakal punah?
Dan ketika peringatan itu menyapa lembut
Dengan kasih menggegar dunia kecil nan terbina
Meranap ... merobohkan tembok keakuan
Punah rasa keegoan yang bertapa teguh
Sekian lama ... hasil titik peluh nan menitik
Tulang empat kerat yang merintih
Atas dasar ampuh bertiang rapuh
Berpasak pada igauan mimpi semata
Kini sudah tidak mampu lagi bertahan
Tersungkur rebah menyujud bumi!
Lalu bersyukurkah hati yang masih celik?
Atau terus buta menyanggah takdir ?!.
-peace-
>__<
Sungguhpun di alam fana yang bakal punah?
Dan ketika peringatan itu menyapa lembut
Dengan kasih menggegar dunia kecil nan terbina
Meranap ... merobohkan tembok keakuan
Punah rasa keegoan yang bertapa teguh
Sekian lama ... hasil titik peluh nan menitik
Tulang empat kerat yang merintih
Atas dasar ampuh bertiang rapuh
Berpasak pada igauan mimpi semata
Kini sudah tidak mampu lagi bertahan
Tersungkur rebah menyujud bumi!
Lalu bersyukurkah hati yang masih celik?
Atau terus buta menyanggah takdir ?!.
-peace-
>__<
No comments:
Post a Comment