Popular Posts

Friday, 3 October 2014

Lukisan dan puisi ... ' Tebarlah jala itu'

Lukis jea ... Tebarkan jala itu
Jangan dibiar tergantung molek menadah mentari
Kelak mereput tiada berguna...
Maka
'Tebarlah jala itu'


***Suara azan berkumandang memecah hening subuh***
Lantang kokokan si ayam jantan sahut menyahut
Unggas-unggas riuh berkicauan mulai menebar sayap
Membingit kuping yang masih tegar menuli
Nah! Bangunlah ... hari baru sudah menjelma

Nun di sana ... di pinggiran pantai itu
Pak nelayan sudah menolak kolek
Mencecah gigi air menuju ke dada laut
Di hujung kolek ada bekal dari isteri tercinta
Nasi kepal berlaukkan ikan masin bakar
Hmm ... harumnya bau mengasak perut yang keroncong
Sabar ya perut ... nanti tatkala mentari meninggi , kau ku isi

Tebarlah ... tebarlah jalamu duhai pak nelayan
Biar yang masuk kali ini jenahak sebesar lengan
Isi penuh kolekmu dengan kerapu , alu-alu dan sembilang yang panjang
Agar lebar senyum bibirmu tika memikul hasil sarat di bahu
Berlari riang anak-anakmu melihat ayah pulang
manis wajah isterimu menanti di ambang pintu

Tebarlah ... tebarlah jala kehidupan
Kaut semua pengalaman suka duka perjalanan
Ceduk jerit perih yang membangkitkan semangat 
Kutip segala ruwet dugaan buat mematangkan fikiran
Cakna segala isi ujian yang menguji sabar 
Kumpulkan segala hikmah yang terpencar
Agar tercanai tuah membuahkan untung
Buat kau pak nelayan ... juga kita yang mencari bahagia***ojai






-peace-
>__<

Ada kalanya sukar mengerti mengapa kita diuji dengan sesuatu yang 
tidak masuk di akal
Tika itu , tiada lain yang dapat dilakukan melainkan ... pasrah.

No comments:

Post a Comment